Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan hari ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya (World Commission On Enviromental Development/WCED, 1987).
Lanskap Kubu adalah salah satu wilayah prioritas WWF Indonesia di Kalimantan Barat, merupakan wilayah yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Survey WWF Indonesia dari tahun 2011 di wilayah tersebut telah berhasil mengidentifikasi dan pemetaan sebaran spesies penting. 22% wilayah lanskap yang telah di petakan oleh WWF Indonesia dari total luas 700 ribu ha, telah di bebani ijin kehutanan, selebihnya hutan lindung, perkebunan skala besar dan lahan kelola masyarakat.
Daerah penting yang ada di lanskap tersebar pada kawasan-kawasan yang telah disebutkan di atas, maka menjadi sebuah tantangan bagaimana WWF Indonesia dapat mendorong semua pihak agar pengelolaan lanskap bisa dikembangkan oleh semua pihak dengan cara-cara yang berkelanjutan, demi menjamin kelangsungan kehidupan saat ini dan masa yang akan datang.
Lanskap Kubu sebagian besar masuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Kubu, Kecamatan Batu Ampar dan Kec. Teluk Pakedai. Wilayah yang sebagian besar merupakan daerah perairan, merupakan daerah penting yang mendukung kegiatan perekonomian masyarakat, karena sebagian besar masayarakat bergantung pada sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Maka, dengan mempertibangkan kondisi saat ini yang ada di lanskap, dimana aktivitas produksi, sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan di Lanskap Kubu, perlu diwujudkan satu perencanaan pembangunan dimana masing-masing komponen saling mendukung.
Demi tercapainya tujuan pembangunan yang berkelanjutan di Lanskap Kubu, WWF Indonesia bersama Perkumpulan CLAN dan LPPM Universitas Muhammadiyah Pontianak akan melakukan Kajian Strategi Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Mangrove (SDABM) di Lanskap Kubu. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengkaji strategi pengelolaan sumberdaya alam berbasis ekosistem mangrove di Lanskap Kubu dan Mitra sebagai dasar bagi para pihak nantinya untuk mengembangkan kebijakan dan pembangunan pada Area Penting Lanskap.
Kajian ini diharapkan dapat diketahuinya potensi SDABM, kondisi sosial ekonomi, kondisi kebijakan dan arah pembangunan pemerintah Kabupaten Kubu Raya, strategi pemanfaatan dan pengembangan serta perlindungan SDABM, dan rekomendasi pengelolaan SDABM di Lanskap Kubu
Dalam melaksanakan kajian ini, terdapat 4 tahapan kegiatan, yang antara lain adalah pertama tahap persiapan, kedua tahap pengumpulan dan analisa data jenis-jenis komoditi dan/atau pola pemanfaatan unggulan SDABM dan sosial ekonomi, ketiga inventarisasi, valuasi dan Konseptualisasi dan keempat formulasi Strategi Pengelolaan SDA Berbasis Ekosistem Mangrove.
Untuk memperkuat kajian diatas, WWF Indonesia akan melibatkan 2 orang ahli yang membidangi perikanan dan ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Pontianak melalui lembaga penelitian (LPPM). Diharapkan kontribusi tim ahli ini dapat memperkuat hasil kajiannya, sehingga pada akhirnya kajian ini dapat menjadi masukan untuk pemerintah daerah dan masyarakat dalam menentukan arah pengelolaan sumber daya alam di lanskap
Tim ahli yang akan dilibatkan dalam kegiatan ini adalah teridiri dari 2 orang ahli dari Universitas Muhammadiyah Pontianak,
yaitu :
1. Ahli di Bidang Perairan dan Perikanan, Eka Indah Raharjo, S.Pi., M.Si
2. Ahli di Bidang Sosial Ekonomi, Edy Suryadi, SE, MM
(publish : haris)